Mencari Nikmat, Menghindari Sengsara
Saat ikut pelatihan SDM bagaimana mengetahui komposisi tim kita, saya menemukan hal menarik.
Yaitu bagaimana mengetahui mana anggota tim yang tipe mencari nikmat atau yang tipe menghindari sengsara.
Dilanjut belajar bagaimana mengelola masing-masing tipe tersebut, karena masing-masing punya caranya sendiri, untuk bertahan dan berkembang.
Termasuk kepada santri, kita perlu juga menganalisis kecenderungan mereka tentang ini, sehingga kita lebih mudah mengarahkan mereka.
Untuk tipe menghindari sengsara, ada cerita menarik dari mentor saya, selama menjalankan kegiatan challenge business survival.
Yaitu sebuah kegiatan dimana santri hanya dikasih 50rb atau 100rb gitu (saya agak lupa pastinya berapa) untuk hidup di Jogja selama seminggu dan wajib bisa balik ke Jonggol naik kereta eksekutif.
Terus mereka ngapain aja? Harus jualan, dagang, jualan jasa/tenaga mereka, haram buat minta-minta. Wajib gunakan skill yang sudah mereka pelajari untuk bertahan di kota.
Ada kecenderungan, santri yang punya latar belakang ekonomi atas, mereka dalam satu minggu itu, bisa menghasilkan jutaan, sedangkan yg dari menengah ke bawah, rata-rata hanya ratusan ribu.
Kembali ke pembahasan yang Mencari Nikmat/Menghindari Sengsara, ternyata latar belakang juga menentukan. Anak yang sudah terbiasa makan di resto, makan 3x sehari. Mereka ada kecenderungan mau kerja ekstra keras demi mempertahankan gaya hidup mereka sebelumnya, walaupun ya memang harus siap kerja lebih dibanding yang lain, hasilnya ketika jualan/kerja hasilnya jutaan.
Sedangkan yang satunya yang sudah terbiasa hidup prihatin, mereka cenderung mencukupkan diri, misal sudah dapat uang untuk makan 2x, lauk seadanya, sudah cukup. Modal tidak mau diputar lagi, karena resiko, takut nanti jualannya malah ga laku, ngga bisa makan.
Jadi latar belakang ekonomi ternyata mempengaruhi tingkat seberapa besar mereka bisa ambil resiko juga.
Di sini, kami belajar, mengentaskan kemiskinan tidak sekedar cukup memberi modal, tapi juga wajib juga membekali dengan ketrampilan, dan melatih mental mereka. Mereka yang sebelumnya tidak berani bermimpi besar, harus dibuat berani bermimpi besar.
Ini masuk di kurikulum tangguh di Sekolah kami Insha Allah.
Kalau kamu kira-kira tipe yang mana? Mencari Nikmat atau Menghindari Sengsara. Saya tipe yang pertama btw, hehe :D